PERILAKU AGRESIVITAS MENGANCAM REMAJA
https://www.istockphoto.com/portfolio/SimonSkafar?mediatype=photography |
Di
era global sekarang ini, semua orang telah di manjakan dengan pesatnya
perkembangan dan kemajuan teknologi digital. Setiap manusia dalam hitungan
detik bisa terhubung dengan manusia lainnya di belahan dunia mana pun. Karena hal
inilah maka kemajuan teknologi tersebut dirasa ada banyak manfaat. Seperti para
remaja yang pada saat ini dapat menikmati film atau video-video lainnya melalui
penyedia layanan streaming video dan film, seperti Youtube, Netflix, Disney+,
HBO dan lainnya. Para remaja kini lebih tertarik menonton lewat gadgetnya
seperti handphone dan laptop dari pada harus ke bioskop. Karena mereka hanya
tinggal berlangganan ke pihak layanan streaming. Di lain sisi, ada pembatasan
umur untuk film-film tertentu yang hanya boleh di tonton oleh orang dewasa saja
di bioskop. Tetapi mereka bebas menonton film apa saja melalui penyedia layanan
streming film. Di sini sebuah keresahan mulai muncul, bagaimana jika para
remaja tersebut menonton film yang tidak sesuai dengan umur mereka ? seperti
film yang banyak adegan brutal, sadis, dan berdarah-darah.
Kita
ambil contoh seperti film “Merantau”, film Merantau merupakan film yang di
sutradarai oleh Gareth Evans yang di bintangi oleh Iko Uwais. Di film ini
banyak sekali berisikan adegan kekerasan, mulai dari kekerasan fisik maupun non
fisik. Kekerasan fisik seperti memukul, menampar, menendang dan lain-lain.
Sementara untuk kekerasan non fisik seperti membentak,
memaki, menghina, menjuluki, meneriaki, memandang sinis, memandang penuh
ancaman, mempermalukan dan lain-lain. Jika film seperti ini di tonton oleh para
remaja yang pada umumnya belum bisa mengontrol emosinya secara penuh. apakah
dapat mempengaruhi agresivitas remaja tersebut ?
Agresivitas
pada remaja merupakan suatu perilaku atau luapan emosi yang tidak dapat mereka
kendalikan, sehingga dapat menyebabkan mereka menyakiti diri sendiri maupun
orang lain. Sering menonton adegan kekerasan juga dapat menjadi penyebab
munculnya perilaku agresivitas pada remaja. Usia remaja merupakan masa krusial,
karena pada tahap ini perubahan emosi remaja akan naik turun serta merupakan masa
transisi menuju dewasa. Apabila tidak dapat mengendalikan emosinya di
khawatirkan akan berpengaruh pada saat mereka dewasa nanti.
Menurut
The Australian Pyschological Society
“ setidaknya selama 20 tahun sudah ada kesepakatan di antara sebagian besar
peneliti psikologi yang terlibat aktif. Penelitian ini menyimpulkan bahwa
kekerasan di media televise memiliki kontribusi para perilaku agresi dan tidak
mempunyai sikap simpati dan empati yang akan berdampak kepada orang lain. ” Orang
tua harus menjadi media pembelajaran apabila anak remajanya terlanjur menonton
adegan kekerasan dalam film atau serial, seperti misalnya mengemukakan
pendapatnya dan mengajak berdiskusi tentang adegan kekerasan yang tadi
ditampilkan, bahwa hal tersebut merupakan perilaku yang sangat tidak baik dan
berbahaya untuk di tiru. orang tua sangat di butuhkan dalam mengawasi anak
remajanya saat menonton film.
Orang
tua harus selangkah lebih maju supaya dapat mengawasi kebebasan anak remajanya,
agar mereka tidak terjerumus ke hal-hal negative yang dapat merubah perilaku
mereka menjadi agresif. Keluarga memegang peranan penting dalam pembentukan
karakter dan emosi pada saat remaja. karena apabila tingkah laku anak remajanya
menyebabkan keresahan di masyarakat, maka akan di anggap sebagai kesalahan
keluarganya. untuk mengurangi kegiatan menonton film dapat dialihkan ke dalam
kegiatan yang positif, melakukan aktifitas lain, bersosialisai dengan teman
sebayanya atau dapat mengarahkan mereka ke hobi baru yang menyenangkan.
Tidak ada komentar: