BOM WAKTU DI SOSIAL MEDIA

https://www.istockphoto.com/portfolio/PeopleImages?mediatype=photography


Aplikasi media sosial seperti Facebook, Instagram dan TikTok. Ketiga jenis media sosial itu sudah menjadi populer di tengah masyarakat. Mulai dari anak muda, orang tua dan bahkan anak kecil sekalipun sudah cukup banyak yang memiliki media sosial. Mereka takut ketinggalan zaman dan juga tren masa kini yang sedang populer. Seiring dengan penggunaan media sosial, perilaku masyarakat pun mulai berubah. 

Laporan dari We Are Social menyebutkan, “Bahwa rata-rata pengguna internet yang menggunakan media sosial menghabiskan waktu 60 menit sampai 180 menit lebih perhari dalam menggunakan media sosial. Dengan rincian laki-laki yang berumur 16-24 tahun menghabiskan 163 menit perhari dan perempuan 193 menit perhari. Pada umur 25-35 tahun menghabiskan 170 menit perhari untuk perempuan, dan 154 menit perhari untuk laki-laki”. 

Sebenarnya banyak sekali manfaat menggunakan media sosial, selain bisa berinteraksi sosial ke seluruh orang didunia media sosial juga menjadi tempat bertukar informasi terbaru. Tetapi semakin lama durasi menggunakan media sosial itu akan berdampak kepada kesehatan dan mental kita. 

Kecanduan media sosial adalah sebuah mimpi buruk bagi semua orang, apalagi jika yang kencaduannya masih anak-anak. Diusia yang sangat rentan kecanduan media sosial pada anak-anak bisa membawa akibat buruk, seperti perilaku agresif yang sulit untuk dikendalikan, cenderung bersikap anti sosial, dan sulit berkonstrasi pada pelajaran. 

 Untuk orang dewasa juga mempunyai dampak buruknya jika kecanduan media sosial, seperti pola tidur yang dapat memburuk, kesehatan tubuh jadi turun, mengabaikan kehidupan nyata, dan terus membanding-bandingkan kehidupan orang lain yang di media sosial sehingga timbul rasa tidak percaya diri, rendah diri serta menyebabkan gangguan kecemasan. 

Orang-orang beramai-ramai membuat konten-konten yang dapat membuat mereka populer di media sosial, berbagai cara pun di lakukan agar dapat mencapai peringkat 1 di media sosial. Ironisnya konten-konten yang berisikan hal-hal positif sering sekali kalah populer dengan konten yang berisikan perilaku bodoh. 

 Seperti yang sedang viral baru-baru ini. Content Creator TikTok asal Pakistan sengaja membakar Taman Nasional agar dapat meraih popularitas tinggi dari TikTok. Hal ini tentu saja bisa saja mempengaruhi terutama anak remaja dan anak kecil untuk melakukan yang sama. Ditakutkan mereka menganggap itu adalah sesuatu hal yang sangat keren. dikarenakan pola mikir mereka masih belum cukup matang untuk menilai sesuatu. 

Komisioner KPAI Bidang Pendidikan, Retno Listyarti mengatakan bahwa “Misalnya ada sebuah konten yang viral di media sosial yang bermuatan kata-kata kasar, maka anak akan tiru itu. Karena dasarnya, anak merupakan peniru yang hebat”. Dari sini seharusnya peran orang tua lebih dimaininkan dalam membimbing dan mengawasi dengan ketat anak meraka ketika bermain media sosial, agar hal-hal negatif tersebut tidak masuk ke dalam pikiran mereka. 

Jangan sampai konten-konten negatif ini menjadi sebuah bom waktu yang kapan saja bisa meledak dan merubah perlaku pada anak. Penggunaan media sosial juga turut dikurangi untuk mencegah terjadinya perubahan perilaku dan kesehatan. 

Studi yang dilakukan oleh Peneliti di University of Pennylvannia, dalam Journal of Social and Clinical Psychology “ menyarankan untuk mengurangi penggunaan media sosial 30 menit perhari. Pengurangan ini dinilai bisa menurunkan tingkat depresi, kecemasan serta kesepian”. mengurangi penggunaan media sosial dapat memberi efek positif ke diri sendiri, semakin banyak waktu berkumpul bersama sanak keluarga dan teman-teman serta meningkatkan produktifitas. Radhinal Muchtar, Mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Nasional

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.