Berbeda adalah Kekayaan

https://www.istockphoto.com/portfolio/howtogoto?mediatype=photography

    Intolerasi dan Radikalisme merupakan dua sikap yang saling berkaitan satu sama lain. Intoleransi merupakan sikap yang tidak menghormati dan menghargai terhadap sebuah kepercayaan. Intolerasi ini timbul karena kurangnya pengetahuan tentang bermasyarakat yang baik maupun beragama. intoleransi banyak terjadi di Indonesia seperti contoh kasus penolakan pendirian rumah ibadah, walaupun sudah memiliki izin mendirikan bangunan tetapi tetap saja mendapat penolakan oleh masyarakat yang beragama mayoritas disitu. Alasannya beragam, mulai dari Iman seseorang itu takut goyah atau dengan kata lain takut pindah ke agama tersebut dan didaerah tersebut dihuni oleh masyarakat beragama mayoritas. Penolakan ini tentu saja melanggar UUD 1945 pasal 29 ayat 2 tentang kebebasan beragama yang berbunyi "Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu ". 


    Hanya karena mereka kaum minoritas dari agama lain, bukan berarti kita bisa sesukanya mengatur kehidupan beragama mereka. kaum mayoritas seharusnya lebih mengedepankan sisi humanis dan saling menjaga persaudaraan antar umat beragama agar tidak terjadi konflik seperti ini yang dapat terulang di masa depan nanti.  Tapi sebagai seorang yang beragama sebagai mana umat beragama lainnya, mempunyai kepatuhan terhadap agamanya masing-masing. yang menyebabkan hubungan kita meskipun toleran itu harus ada batasnya secara hukum. 


    Contoh seperti, bagi orang yang tidak mau mengucapkan selamat natal kepada seseorang yang beragama tersebut, itu bukan berarti dia mempunyai sikap intoleran. bisa jadi karena dia meyakini bahwa itu tidak boleh diucapkan dan memang ada hukumnya dalam agamanya sendiri. Dalam hal ini kita harus menghormati ketentuan atau hukum agama masing-masing. Intoleransi tidak hanya terjadi pada satu agama saja, tetapi ada di agama mana saja. Intoleransi merupakan sebuah pintu awal munculnya sikap radikalisme.


    Radikalisme merupakan sebuah paham atau sikap yang menolak ideologi di Indonesia yaitu Pancasila, mereka ingin menggantinya dengan ideologi yang menurut mereka benar. Padahal lahirnya Ideologi Pancasila tidak hanya melibatkan pemuka agama dari satu agama saja, tetapi juga dari pemuka pemuka agama lainnya. Sikap radikaisme ini juga membentuk suatu masyarakat atau kelompok untuk melakukan berbagai teror atau biasa disebut dengan terorisme, seperti contoh pada kasus bom bali 1 dan 2, pengeboman terhadap rumah agama pada saat mereka melakukan ibadah, penyerangan terhadap markas besar polisi, tidak jarang juga membunuh seseorang yang tidak bersalah seperti pada kasus pemboman pusat kota di Sarinah. Tujuan mereka jelas ingin mengganti ideologi di Indonesia dengan ideologi yang menurut mereka benar. dengan melakukan aksi teror dan menebar ketakutan di masyarakat kelompok radikal ini berharap pemerintah memenuhi permintaan mereka dengan mengganti ideologi sesuai yang kelompok ini inginkan. Tapi nyatanya pemerintah dan masyarakat saling bahu membahu melawan aksi teror yang mereka lakukan. 


    Pemerintah seharusnya melakukan lebih banyak edukasi tentang bahayanya intoleransi dan radikalisme kepada masyarakat melalui para pemuka agamanya masing-masing. Untuk meminimalisir terjadinya kesalahan dalam memaknai teks teks agama yang mereka baca. 

Prof. Dr. Muhammad Quraish Shihab " Radikalisme salah satu penyebab utamanya adalah kebodohan jadi kita harus banyak mempelajari agama kita, mempelajari situasi yang kita hadapi sehingga paham paham tersebut tidak mempengaruhi kita dan yang di pengaruhi adalah orang bodoh ".

 

Pendeta Yerry Pattinasarany " Kita lahir di Indonesia bukanlah sebuah kebetulan, ketika Indonesia lahir dalam deklarasi kebangsaan kita, tanah ini hanya di izinkan untuk perbedaan ".


    Untuk mencegah paham paham tersebut, dimulai dari diri sendiri dengan menebarkan cinta dan kasih sayang serta menghormati kepercayaan atau agama lain.  Indonesia terdiri dari keanekaragaman suku, ras, budaya dan agama. Tuhan yang menciptakan keanekaragaman itu semua, agar kita semua bisa saling mengenal, bersatu serta menghargai semua keberagaman itu, bukan untuk terpecah belah dan saling berkonflik.



Radhinal Muchtar. Jakarta, Indonesia.

 


Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.